MAKALAH PANEN
PANEN KELAPA SAWIT PADA TANAMAN
MUDA
TUGAS
KELOMPOK 2 :
DONI ROMSEN NAPITUPULU ( 11011175 )
MUHAMAD
ARIFIN (
11011183 )
HASIHOLAN
SIMAMORA ( 11011254 )
RAFIKA
TAMBUNAN (
11011192 )
SAPTO
PAMUNGKAS (
11011200 )
KELAS : BDP III E
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERKEBUNAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
PERTANIAN
AGROBISNIS
PERKEBUNAN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan kasih-Nya Penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Ir.W.A
Tambunan, MP selaku dosen mata kuliah panen di STIP-AP Medan . Di dalam makalah
ini kami juga menyertakan gambar dengan
tujuan agar pembaca lebih memahami laporan kami.
Penyusun
menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR
GAMBAR............................................................................................... iv
BAB
I (PENDAHULUAN).................................................................................... 1
1.1
Latar belakang........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi
masalah................................................................................... 2
1.3 Tuhuan penulisan....................................................................................... 2
BAB
II (TINJAUAN PUSTAKA).......................................................................... 3
2.1 Kelapa sawit.............................................................................................. 3
2.2 Panen Kelapa Sawit................................................................................... 4
BAB
III ( PEMBAHASAN )................................................................................... 5
3.1 Persiapan panen.......................................................................................... 5
a) Kastrasi................................................................................................. 6
b) Pruning.................................................................................................. 6
c) Piringan................................................................................................. 7
d) Titi
panen.............................................................................................. 8
e) TPH....................................................................................................... 9
f) Persiapan
alat kerja.............................................................................. 10
3.2 Kriteria Tanaman menghasilkan................................................................. 11
3.3 Panen.......................................................................................................... 13
1.
Ancak panen........................................................................................ 13
2.
Rotasi panen........................................................................................ 15
3.
Angka Kerapatan Panen...................................................................... 15
4.
Teknis Panen........................................................................................ 17
3.4 Pasca Panen................................................................................................. 20
BAB
IV(PENUTUP).................................................................................................
Kesimpulan..................................................................................................... 23
Daftar pustaka................................................................................................ 24
DAFTAR GAMBAR
1. Letak pasar pikul & TPH...................................................................... 9
2. Alat Panen........................................................................................... 10
3. Penen dengan dodos............................................................................ 17
4. Tangkai tandan.................................................................................... 17
5. Buah di TPH........................................................................................ 17
6. TBS cangkem kodok........................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun
demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan
yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil
dibandingkan dengan Afrika. Pada
kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti
Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil
produksi per hektar yang lebih tinggi. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu
menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga
sebagai sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen
utama minyak sawit.
Di Indonesia, tanaman kelapa
sawit merupakan tanaman yang banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan
besar, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam
kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kelapa
sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk
menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, tentu
orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman sampai ke
teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
Produk
akhir yang diharapkan dari budidaya kelapa sawit yaitu ton TBS ( Tandan Buah
Segar ) yang tinggi. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka harus dilakuakan
persiapan dan teknik panen yang benar sesuai umur dan keadaan tanaman di
lapangan.Kegiatan panen dilaksanakan pada tanaman muda,dewasa dan juga tanaman
tua hingga tanaman berumur ± 25 tahun.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar
belakang maka dapat diidentifikasikan
masalah yakni:
1. Apa saja pekerjaan yang dilakukan
pada persiapan panen kelapa sawit?
2. Bagaimana teknik pemanenan yang
dilakukan pada tanaman muda?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan identifikasi
masalah, maka tujuan penulisan adalah untuk mengetahui apa saja yang dilakukan
pada persiapan panen, dan bagaimana cara/teknik panen pada tanaman muda kelapa
sawit .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Tanaman
kelapa sawit termasuk tanaman multiguna. Tanaman kelapa sawit kini tersebar di
berbagai daerah. Secara umum, dapat diindikasikan bahwa pengembangan perkebunan
kelapa sawit masih mempunyai prospek harga, ekspor, dan pengembangan produk
(Suwarto dan Octavianty, 2010). Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq.) adalah salah satu dari beberapa palma yang
menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan
sebagai minyak makan, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin, dan
dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik (Dinas
Perkebunan Dati I Irian Jaya, 1992).
Kelapa
sawit merupakan salah satu penyumbang besar devisa Indonesia. Luas perkebunan
kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 7,3 juta hektar dengan
rata-rata hasil produksi 3,27 juta ton/hektar (Fauzi dkk, 2012), sedangkan pada
tahun 2012 luas perkebunan kelapa sawit mencapai 9 juta hektar (Direktorat
Jenderal Perkebunan, 2013). Keuntungan lain yang didapat dari perkebunan kelapa
sawit adalah mampu menciptakan lapangan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat. Dengan meninjau potensi tersebut perlu dilakukan usaha untuk
meningkatkan hasil minyak kelapa sawit yang berasal dari buah kelapa sawit. Salah
satu usaha yang dilakukan adalah meningkatkan efisiensi dan mengurangi masalah
panen perkebunan kelapa sawit.
2.2
Panen Kelapa sawit
Panen buah kelapa sawit di Indonesia
masih dilakukan secara manual dan mengandalkan tenaga manusia. Cara panen buah
kelapa sawit dilakukan dengan memotong tandan buah segar (TBS) dan memotong
pelepah daun yang menghalangi proses pemotongan TBS. Saat ini Indonesia
menggunakan 2 jenis alat panen tradisional, yaitu: dodos dan egrek. Dodos
menggunakan pisau dengan bentuk chisel yang disambung dengan pipa panjang,
sedangkan egrek menggunakan pisau dengan bentuk sickle atau arit yang disambung
dengan pipa panjang. Dodos pada umumnya digunakan untuk pohon kelapa sawit
dengan 2 ketinggian 2 – 5 m, sedangkan egrek, digunakan untuk pohon kelapa sawit dengan ketinggian 5 m atau lebih.
Alat tradisional ini membutuhkan tenaga yang besar dari pengguna karena untuk
memotong TBS dilakukan gerakan menusuk untuk dodos dan gerakan menarik untuk egrek
(Fauzi dkk, 2012).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Persiapan Panen
Teknik panen yang baik bertujuan
untuk memperoleh jumlah minyak maksimum dengan kualitas yang paling baik. Untuk
mencapai jumlah minyak maksimum dengan kualitas yang paling baik perlu
kematangan buah yang optimum, selang panen yang tepat, metode pengumpulan buah,
dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik pengolahan buah sawit.
Aspek yang paling penting diperhatikan dalam panen dan
pengangkutan buah adalah hal-hal yang mempengaruhi kualitas akhir dari minyak
sawit, khususnya menyangkut kadar asam lemak bebas. Jadi, untuk mendapatkan
hasil panen yang berkualitas tinggi sebaiknya dibuat persiapan panen yang baik.
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah
setelah umur 2-3 tahun. Buah akan menjadi masak sekitar 5-6 bulan setelah penyerbukan.
Agar panen berjalan lancar, tempat pengumpulan hasil (TPH) harus dipersiapkan
dan jalan pengangkutan hasil (pasar pikul) diperbaiki untuk memudahkan
pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik. Para pemanen juga harus
mempersiapkan peralatan yang akan digunakan. Pemanenan kelapa sawit perlu
memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen
sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik.
Sebelum
tanaman memasuki masa panen, perlu dilakukan persiapan panen yang berguna untuk
mendapatkan hasil dari produksi tanaman yang maksimal.
Persiapan panen biasanya dilakukan
pada saat tanaman memasuki masa TBM akhir. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam
persiapan panen yaitu :
a) Kastrasi
Ablasi atau kastrasi adalah pekerjaan membuang bunga
jantan maupun bunga betina yang masih muda karena buah yang dihasilkan belum
ekonomis dan untuk memaksimalkan pertumbuhan vegetatif. Kastrasi dilakuakan sebanyak
5 rotasi yaitu pada umur 15-20 / bulan. Kastrasi juga bertujuan untuk menjaga
kebersihan tanaman sehingga mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit
seperti Tirathaba, Tikus dan Marasmius.
Pelaksanaan
kastrasi:
-
Semua bunga jantan dan betina sampai ketinggian 30 cm
di atas tanah dibuang
-
Pelepah jangan terpotong
-
Bunga yang kecil dipatahkan dengan pengait
-
Bunga yang besar dibuang dengan dodos
-
Bunga dikumpulkan dan kalau sudah kering dibakar
b) Pruning / Tunas Pasir
Pruning atau pemangkasan adalah
pembuangan pelepah- pelepah yang sudah tidak produktif / pelepah kering pada
tanaman kelapa sawit. Pruning / pemangkasan merupakan termasuk dalam kegiatan
persiapan panen.
Pruning atau pemangkasan dilakukan
dengan tujuan untuk :
1. Memangkas pelepah yang sudah tidak produktif.
2. Mempermudah di dalam proses pemanenan serta
pengutipan brondolan.
3. Mempertahankan
jumlah pelepah setiap pokoknya minimal 56-64 pelepah.
4. Sanitasi
( Menjaga kebersihan ) tanaman agar tidak diserang oleh Hama & Penyakit.
Pruning perlu dilakukan untuk
menjaga jumlah pelepah yang optimal yang berguna untuk tempat munculnya bunga
& pemasakan buah. Pruning dilakukan setelah dilakukan kastrasi &
tanaman sudah mulai memasuki tahap awal panen ( 6 bulan sebelum panen ).
Teknis
pruning dilakukan dengan cara :
·
Memangkas pelepah searah dengan arah spiral / letak
alur pelepah.
·
Supaya hasil dari pangkasan terlihat rapi.
·
Memangkas pelepah yang tidak produktif, dengan
ciri-ciri :
1.
Pelepah yang sudah tua dan kering
2.
Pelepah sudah tidak dijadikan pelepah songgo ( minimal
songgo 2).
3.
Memangkas pelepah secara mepet & tepat pada bagian
bawah pangkal pelepah. Pelepah harus dipangkas mepet dengan tujuan untuk
mencegah tersangkutnya brondolan pada pelepah.
4.
Menyusun pelepah hasil sisa pangkasan di Gawangan Mati
atau disusun di antara pokok tanaman & dipotong menjadi 3 bagian.
c. Piringan
Piringan merupakan daerah yang
berada di sekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran. Pada setiap
pokok kelapa sawit harus dibuat piringan dengan Tujuan :
·
Memudahkan dalam proses pemanenan.
·
Memudahkan dalam pengutipan brondolan & perawatan
tanaman
Dalam
pembuatan piringan biasanya dilakukan secara manual terlebih dahulu setelah itu
dilakukan secara chemis. Dengan manual biasanya untuk membentuk piringan pada
pokok sesuai dengan diameter yang di tentukan,dengan membabat gulma yang tumbuh
di sekitar piringan dan menggaru nya menggunakan cangkul.
Lebar piringan menurut umur sawit
:
ü Tanaman
umur 2-6 bulan lebar piringan jari jari 60 cm
ü Tanaman
umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari 75 cm
ü Tanaman
umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cm
ü Tanaman
umur 24-36 bulan lebar piringan jari jari 100-125 cm
ü Tanaman
umur lebih dari 24 bulan laebar piringan jari jari 200 cm
d. Pasar
pikul
Pasar pikul yaitu: Jalan / akses
panen yang di buat diantara dua baris
tanaman. Pembuatan pasar pikul dilakukan pada persiapan panen, sehingga dapat
memudahkan didalam proses pemanenan, terutama pada proses pengangkutan TBS dari
dalam blok ke TPH. Lebar pasar pikul pada umumnya adalah 1,5 m.Pasar pikul
dapat dibuat dengan cara manual dan mekanik.Dengan cara manual menggunakan
babat, sedangkan mekanik dengan menggunakan alat misalnya: dengan rotor
slasher.
e. Titi Panen
Titi panen merupakan titian yang di
buat sebagai jalan untuk menyebrangi parit dari jalan Collection menuju ke
dalam blok. Titi panen ini hanya di gunakan pada kondisi lahan yang
antara TPH & pasar pikul terpisahkan oleh parit. Titi panen ini
biasanya digunakan pada kondisi lahan Low land, titi panen ini biasa di
letakkan pada setiap pasar pikul yang terpisahkan oleh parit.
f. TPH
Tempat pengumpulan hasil ( TPH )
yaitu: Tempat yang di gunakan untuk meletakkan & menyusun buah hasil dari
pemanenan. Tiap 1 ha biasanya terdapat 3 buah TPH.Tujuan dari pembuatan TPH
yaitu:
Ø Memudahkan
dalam perhitungan jumlah janjang yang telah di panen.
Ø Mempermudah
dalam proses pengangkutan buah.
Dalam
pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan memasuki masa
produksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara : Meratakan tanah yang akan di
buat TPH, bentuk dari TPH yaitu: persegi dengan ukuran 3 x 3 m.
g.Persiapan Alat Kerja
Dalam kegiatan panen Tanaman Kelapa
Sawit, hal utama yang paling di butuhkan oleh para pemanen yaitu: Alat kerja yang
sering digunakan pada kegiatan panen adalah :
1. Dodos
2. Gancu
3. Angkong
4. Batu asah
5. Goni untuk
tempat mengumpulkan brondolan
6. APD ( Alat
Pelindung Diri ) seperti helm, sepatu boot, sarung tanagan dsb.
Alat
yang digunakan dalam pemanenan tandan sawit tidak selalu sama, tetapi berbeda
menurut umur tanaman kelapa sawit. Adapun pembagian alat panen adalah sebagai
berikut :
ð Dodos
kecil (8 cm) : umur tanaman 3-4 tahun
ð Dodos
besar (14 cm) : umur tanaman 4-8 tahun
ð Egrek
Fiber 1 batang (6 m) : umur tanaman
9-15 tahun
ð Egrek
Fiber 2 batang (12 m) : umur tanaman
16-20 tahun
Gbr 2. Alat panen tanaman muda
3.2 Kriteria Tanaman
Menghasilkan
Buah sawit yang dapat dipanen adalah
buah yang matang. Buah sawit memerlukan waktu lebih kurang 5,5 – 6 bulan untuk
dapat terbentuk dari bunga menjadi tandan buah sawit yang matang dan dapat
dipanen.Tanaman kelapa sawit umumnya akan memasuki masa TM setelah umur 30-36
bulan tergantung varietas dan pemeliharaan. Suatu areal sudah dapat dipanen
apabila :
a) Kerapatan
panen telah mencapai 60 %
b) Berat
TBS > 3 kg
c) Penyebaran
panen minimal 1 : 5
d) Tandan
matang
| Warna
buah orange kemerahan
| Sudah
ada buah yang lepas (membrondol)
a)
Kerapatan Matang Panen (KMP)
Kerapatan panen adalah angka persentase
jumlah pohon yang memiliki tanda buah yang sudah matang panen dalam suatu areal
pertanaman belum menghasilkan (TBM). Untuk mengetahui kerapatan panen tersebut,
maka dilakukan pemeriksaan dan pencatatan jumlah pohon yang sudah memiliki
tandan buah matang panen dari setiap petak tanaman yang terdapat dalam areal
TBM tersebut. Bila terdapat lebih dari 60% atau lebih pohon yang mempunyai
tandan matang panen, maka petak tersebut dinyatakan menjadi tanaman
menghasilkan (TM).
b) Bobot rata-rata tandan
Setiap tandan yang sudah matang panen diambil secara
acak dari setiap hektar tanaman kemudian ditimbang. Jika rata-rata bobot telah
lebih dari 3 kg maka panenan dapat dilakukan dan diteruskan dengan pemeriksaan
penyebaran panen. Bila bobot rata-rata tandan masih di bawah 3 kg, panen harus
ditangguhkan, karena tandan kecil secara teknik tidak dapat diolah pabrik sehingga
tidak mempunyai nilai ekonomis.
c)
Kerapatan sebaran panen
Kerapatan sebaran panen adalah angka
yang menyatakan jumlah pohon yang telah memiliki tandan matang panen dalam
baris tanaman pada satu petak (blok) tanaman sawit. Angka ini penting diketahui
untuk efisiensi pemanenan, karena menyangkut jarak (ruang) dan waktu yang
dibutuhkan untuk memanen.
d)
Derajat
Kematangan Buah
Mutu minyak buah biasanya dinyatakan
sebagai persentase minyak tandan. Untuk tujuan praktis disebut rendemen minyak atau nisbah ekstraksi. Rendemen
minyak (RM) yang diperoleh di pabrik sangat dipengaruhi oleh standar kematangan
buah yang mana buah berubah warna dari hitam menjadi merah orange hingga
terjadi kematangan penuh.
Matang panen kelapa sawit dapat
dilihat secara visual dan secara fisiologi. Secara visual dapat dilihat dari
perubahan warna kulit buah menjadi merah jingga, sedangkan secara fisiologi
dapat dilihat dari kandungan minyak yang maksimal dan kandungan asam lemak
bebas yang minimal.
Pada saat matang tersebut
dicirikan pula oleh membrondolnya buah. Kriteria tandan buah yang masak pada
tanaman muda dan tanaman menghasilkan sedikit berbeda. Pada tanaman muda yang
baru pertama kali dipanen, kriteria matang tandan matang panen berupa 1-2
brondolan per tandan digunakan mengingat
tandan masih kecil dan cepat masak. Standar ini harus disesuaikan berdasarkan
kondisi iklim setempat dan pengalaman pekerja.
Tabel
1.Kriteria panen
Fraksi
|
%
jumlah brondolan
|
Derajat
kematangan
|
00
|
Tidak
ada, buah masih hitam
|
Buah
cengkir
|
0
|
Membrondol
> 5
|
Buah
mentah
|
1
|
Membrondol
5 s/d 10
|
Layak
panen
|
2
|
Membrondol
s/d 20
|
Layak
panen
|
3
|
Membrondol
50-75 %
|
Matang
II
|
4
|
Membrondol
75-100 %
|
Lewat
matang I
|
5
|
Buah
dalam ikut membrondol
|
Buah
busuk
|
3.3 Panen
Merupakan tujuan utama dari pembudidayaan
tanaman Kelapa Sawit.
Hal- hal yang di lakukan dalam kegiatan panen yaitu :
1.
Ancak Panen
Dalam
pengelolaan areal yang cukup luas, pelaksanaan panen harus di atur dengan
pembagian arel pada suatu blok.
Ancak panen
adalah suatu arel dengan luas tertentu yang di kelompokkan dalam satu hari
panen, yang di beri urutan nomor pada suatu blok. Pembagian ancak panen dengan
tujuan :
Untuk mempermudah pengawasan para pemanen.
Para pemanen telah mempunyai lokasi masing- masing
untuk di panen.
Mempermudah pemberian sanksi untuk para pemanen.
Mudah dilakukan pemeriksaan panen.
Pembagiaan
ancak panen pada suatu blok di sesuaikan dengan arel / luas lahan yang akan di
bagi sesuai dengan jumlah pemanen yang di butuhkan. System pembagian ancak
pemanen , meliputi :
i.
Ancak Tetap
Yaitu :
pemanen dan lokasi tetap tidak perlu di giring ke arah tertentu. Kebaikan ancak
tetap yaitu : Pemanen tidak berpindah
pindah sehingga penggunaan waktu lebih efektif dan pencatatan TBS lebih mudah.
-
Kelemahan ancak tetap yaitu :
-
Adanya areal yang tidak terawasi oleh mandor,
-
Akan terjadi sebagian ancak yang tidak tembus ,
sementara di lain tempat ada yang kekurangan ancak,
-
Pengangkutan TBS ke TPH relatif lebih lambat.
ii. Ancak
Giring
Adalah sistem ancak panen yang di
lakukan dengan cara memberikan suatu ancak kepada pemanen setiap hari panen
yang perpindahannya dari suatu ancak ke ancak berikutnya dengan cara digiring.
Kebaikan dari ancak ini yaitu :
Buah
akan lebih cepat sampai di TPH
Ancak
akan lebih bersih , karena pengawasan lebih efektif.
Kelemahan
ancak giring yaitu : perpindahan akan menambah beban waktu & jarak tempuh
bagi pemanen serta kurangnya tanggung jawab para pemanen.
2. Rotasi panen
Pada kegiatan panen hal penting yang
tidak boleh di lupakan dalam proses pemanenan yaitu : Rotasi panen. Rotasi
panen adalah jangka waktu antara pelaksanaan panen suatu hari tertentu dengan
pelaksanaan panen berikutnya di lokasi yang sama.
Tujuan dari rotasi panen yaitu:
Untuk memperoleh tandan sesuai dengan tingkat kematangan yang diinginkan. Dalam
suatu blok yang di panen rotasi normal potongan buah adalah 6 / 7. Artinya 6
hari efektif dalam 7 hari. Jadi setelah 7 hari, pemanen harus memanen di blok/
daerah pertama dan begitu seterusnya.
3. AKP ( Angka Kerapatan Panen )
Tujuan dari AKP yaitu : Untuk mendapatkan
estimasi jumlah janjang yang akan dipanen, untuk mengetahui jumlah tenaga kerja
yang di butuhkan dan untuk menentukan angkutan yang di butuhkan.
Cara mencari
estimasi jumlah janjang dengan rumus sebagai berikut :
Estimasi
janjang = AKP x Jumlah pokok panen
|
AKP dapat diperoleh dengan cara:
Sensus buah. Sensus buah dilakukan 1 hari sebelum dilaksanakan pemanenan pada
suatu blok. Dalam sensus Buah dilakukan dengan cara : Menentukan pokok yang
akan dijadikan sebagai sampel, Menghitung jumlah buah yang membrondol pada
pokok sampel.
Menghitung
Persentase Kerapatan Buah, denagan rumus sebagai berikut :
AKP = Jumlah
Janjang x 100%
Jumlah
pokok
Kemudian
setelah diketahui angka kerapatan panen dalam suatu blok, kerapatan juga bisa
digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang di butuhkan. Menghitung
kebutuhan Tenaga kerja, dengan rumus sebagai berikut:
Tenaga Kerja
= Jumlah Tenaga x Persentase
Basis ( Target )
Basis borong
( Kg TBS/Hk ) ditetapkan berdasarkan potensi tanaman dalam RKAP tahun berjalan
dan topografi areal.Berikut adalah BB untuk areal rata
Potensi ( Ton/ha/thn)
|
Semester I
|
Semester II
|
Rata-rata
|
<8
|
320
|
380
|
350
|
8-10
|
410
|
490
|
450
|
10-12
|
450
|
550
|
500
|
12-15
|
540
|
660
|
600
|
15-18
|
590
|
710
|
650
|
>18
|
630
|
770
|
700
|
4. Teknis Panen
Pada
kegiatan panen ini hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam proses
pemanenan yaitu : Teknis Panen. Teknis Panen dilakukan dengan cara :
| Mengambil
buah matang
| Yaitu : buah
yang siap panen yang telah membrondol antara 3-5 brondolan pada setiap pokok.
APD
|
Brondolan
|
Dodos
|
Gbr 3.Panen
menggunakan dodos
| Memotong
tangkai buah atau tandan sampai mepet ke batang.membentuk huruf V.
Gbr 4. Tangkai tandan
|
Setelah
janjangan di turunkan, Brondolan yang terlepas dari janjangan & berserak di
piringan harus di kutip hingga bersih & di kumpulkan dalam karung.
Gbr 5.Buah di TPH
|
| Tandan
buah yang telah tersusun di TPH harus di hitung sebelum pengangkutan ke PKS.
Gbr 6. TBS
cangkem kodok
|
Hancak perlu
di periksa untuk memastikan tidak ada buah tinggal di pokok maupun di gawangan,
serta brondolan yang belum di kutip. Dalam proses pemanenan perlu adanya
organisasi panen yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengawasan &
pembagian / distribusi kerja.
Petugas yang
terkait dalam pelaksanaan panen adalah :
·
Mandor panen
Seorang mandor panen membawahi 15-20
pemanen.Tugas mandor panen adalah mengatur ancak pemanen sehingga dalam setiap
hari panen ancak dapat di selesaikan
dan memeriksa ketuntasan ancak dan buah setiap hari.
·
Kerani buah
Tugas
kerani buak adalah untuk menerima tandan di TPH & menghitung jumlah tandan
yang telah di panen dan melakukan kerjasama & koordinasi kerja dengan
pengendara angkutan.
·
PemanenAdalah petugas yang melaksanakan
pemotongan tandan ( panen ) di areal yang telah di tetapkan sesuai ancak.
3.4 Pasca
Panen
Setelah
kegiatan panen selesai dilaksanakan, masih terdapat kegiatan yang lainnya
yaitu; Pasca Panen. Hal – hal yang dilakukan pada kegiatan panen ini
yaitu:
1)
Perhitungan Buah di TPH
Setelah buah atau janjang yang telah
di panen & terkumpul , buah kemudian di susun & dihitung di TPH (Tempat
Pengumpulan Hasil ). Tujuan dari perhitungan buah ini yaitu : untuk mengetahui
jumlah janjang yang telah di panen.
Perhitungan buah mulai di lakukan
pada saat buah mulai di susun oleh para pemanen. Buah dari setiap TPH pemanen
harus di hitung kemudian dari hasil setiap TPH , dijumlahkan untuk mengetahui
hasil janjang yang telah di panen.
2. Pengangkutan
buah dari TPH ke PKS
Buah yang sudah terkumpul di TPH
perlu di lakukan pengangkutan ke PKS. Pengangkutan buah ini di lakukan dengan
tujuan : Agar buah yang telah di panen dapat segera diproses sesegera mungkin
dalam waktu 1 x 24 jam setelah dipanen agar kualitas CPO terjaga.
Teknis pengangkutan dilakkukan
dengan cara :
Buah yang
berada di tiap TPH di muat dalam truck.
Menaikkan
janjangan satu persatu ke dalam truck.
Menyusun
janjangan yang telah dinaikkan
3. Perhitungan
Ritase
Pada kegiatan pasca panen perlu
dilakukan perhitungan ritase / kebutuhan unit transport yang di gunakan untuk pengangkutan
TBS. Tujuan dari perhitungan ini , yaitu : Untuk mengetahui jumlah angkutan
yang akan di gunakan. Untuk menentukan kebutuhan angkutan yang akan di gunakan
dengan cara sebagai berikut :
Menghitung
jumlah Tonase , dengan rumus
Jumlah
janjang x BJR ( Berat janjang rata- rata )
|
Untuk
mengetahui angkutan yang di butuhkan dengan cara :
Total Tonase
Total Tonase angkutan rata – rata
|
4. Pemeriksaan
Ancak
Pemeriksaan ancak perlu di lakukan
dengan tujuan : untuk meningkatkan mutu panen. Materi yang di periksa ,
meliputi:
a. Kriteria panen
Buah yang di panen harus buah yang
brondol. Brondolan yang berada di piringan, pasar pikul, maupun gawangan harus
di kutip.
b. Pemotongan pelepah
·
Pemotongan pelepah penyangga pada saat panen di bolehkan
hanya pada areal tanaman yang sudah di tunas pemeliharaan rutin , sedangkan di
areal yang belum di tunas pemotongan pelepah tidak di benarkan,
·
Pemotongan selain pelepah penyangga tidak dibenarkan,
·
Pada waktu pemotongan tandan agar di usahakan tidak
melukai batang.
d. Pemeriksaan di ancak meliputi:
·
Buah matang tidak di panen,
·
Buah mentah di panen,
·
Brondolan yang tinggal di sekitar piringan, gawangan
& pasar pikul.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu,
faktor yang juga mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknolgi.
2.
Untuk teknik panen yang baik
bertujuan untuk memperoleh jumlah minyak yang maksimum dengan kualitas yang
paling baik.
3.
Buah yang dipanen itu harus mencapai
optimum kematangannya dengan selang panen yang tepat, sesuai kriteria matangnya
dan pengangkutan hasil yang baik ke pabrik pengolahan buah sawit.
4.
Rendemen minyak (RM) yang diperoleh
di pabrik sangat dipengaruhi oleh standar kematangan buah yang mana buah
berubah warna dari hitam menjadi merah oranye hingga kematangan penuh.
5.
Hasil panen dari kebun merupakan
tandan buah segar (TBS) yang harus segera diangkut ke pabrik pengolahan untuk
mendapatkan hasil minyak kelapa sait yang bermutu tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://hendrasagio.blogspot.com/2010/10/blog-post.html. Diakses
pada tanggal 13 April 2014
http://rony-bujangjumendang.blogspot.com/2012/01/manajemen-panen-kelapa-sawit-tujuan.html. Diakses pada tanggal 13 April 2014
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R.
Hartono. 2004. Kelapa Sawit. Edisi Revisi.
Suwarto dan
Octavianty, Y. 2010. Budi Daya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta: Penebar
Swadaya
Dinas
Perkebunan Dati I Provinsi Sulawesi Tenggara. 1992. Budi Daya Kelapa Sawit.
Jayapura: Balai Informasi Irian Jaya
ijin copas gan...trims
BalasHapusSipp
BalasHapus